Minggu, 30 Oktober 2016

Kecurangan Dalam Bisnis

A. PENDAHULUAN

    Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benarsalah, baik-buruk. Bisnis beretika merupakan bisnis yang terdiri dari hati nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha selalu menggunakan nuraninya. Apakah produk yang dijualnya baik? Apakah dia telah berpromosi dengan tidak menipu? Dan, apakah dia telah menggunakan praktik bisnis yang jujur? Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
    Dalam etika bisnis mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan samar-samar yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

     Perusahaan yang melakukan suatu tindakan yang tidak etis akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula.

B. TEORI

Menurut salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut Keraf (1994:71-75) diantaranya adalah :
1. Prinsip Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
2. Prinsip Kejujuran. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
3. Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
4. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya
jangan dilanggar, yaitu :
1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipumenipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
2. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
3. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orangorang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis, anda jangan mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma, budaya atau agama di tempat anda membuka bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di suatu Negara atau daerah, belum tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin usaha berjalan tanpa ada gangguan.

C. ANALISIS

Dalam kasus kecurangan dalam bisnis ini, Saya mempunyai pengalaman tentang tindakan yang tidak jujur yang dilakukan oleh pedagang. Pengalaman ini dialami keluarga Saya yang membeli beras karungan di toko beras di daerah Depok. Pada saat itu membeli beras dengan merk tertentu yang bagus dan merk yang sudah terbukti kualitasnya dan menjadi produk langganan dalam membeli beras. Karena sudah menjadi merk beras yang selalu dibeli saat dibutuhkan, maka sudah sangat paham tentang keadaan dan kualitasnya yang baik pada beras tersebut. Dan harga yang ditawarkan merk produk beras tersebut sesuai dengan kualitasnya yang bagus, yaitu berasnya bersih, tidak rapuh dan saat dimasak teksturnya pulen.
Saat transaksi pembelian beras tersebut pedagang memastikan bahwa beras yang dibeli sesuai dengan merk yang diminta, pedagang membuktikannya dengan memperlihatkan beras tersebut yang sudah ada disalah satu wadah yang diletakkan dengan merk-merk beras lainnya. Karena percaya bahwa itu beras yang sama dengan merknya, maka salah satu keluarga Saya pun membeli beras tersebut satu karung dengan harga yang sama seperti beras yang dibeli pada waktu belakang dan ditoko berbeda.
Sesampainya dirumah dan saat membuka karung beras yang sudah dibeli tersebut, ternyata beras sangatlah berbeda dengan beras dengan merk tersebut. Berasnya kotor, warnanya juga pucat dan berkutu. Karena kejadian itu, keluarga Saya meminta tanggung jawab kepada pedagang beras pada toko itu karena sudah membuat kecurangan dalam berdagang.
Dalam kasus diatas, pedagang melakukan kecurangan dengan cara mengganti isi karung beras yang baik dengan beras yang kualitasnya buruk. Pedangang juga melakukan kecurangan lain dengan cara meyakinkan pembeli dengan memperlihatkan dihadapannya beras yang kualitasnya sama seperti isi karung beras yang dibeli pembeli. Seharusnya pembeli dapat menjual beras dengan jujur dengan menjual beras karungan yang tidak bisa dilihat isinya langsung yang isinya baik secara kualitas dan sesuai harganya.
Hal tersebut sangatlah tidak menjalankan etika dalam berbisnis. Pada etika bisnis terdapat salah satunya yaitu kejujuran dalam berbisnis yang harus selalu ditanamkan pada saat apapun, kapanpun dan dimanapun agar bisnis yang dijalankan berkah bagi pedagang. Dalam berbisnis yang beretika juga harus menimbulkan kepuasan terhadap konsumen, tidak merugikan konsumen dengan hal-hal yang tidak baik. Dengan etika bisnis, bisnis yang dijalankan dapat tumbuh sukses tanpa adanya hal-hal yang menyimpang.

D. REFERENSI 

https://erikatzain.files.wordpress.com/2013/04/makalah-etika-bisnis.pdf. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar